Soko Bisnis

Tembus Rp1,46 Triliun! Transaksi Business Matching UMKM pada Januari-Juli 2025

Khusus Juli 2025 terlaksana 45 kegiatan business matching dengan produk meliputi ikan bandeng, minyak sawit, telur, makanan, kosmetik, kopi, dekorasi rumah.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
13 Agustus 2025
<p>Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi. (Dok. Kemendag)</p>

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi. (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, JAKARTA- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat transaksi kumulatif program penjajakan bisnis (business matching) ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang diinisiasinya selama Januari-Juli 2025 sebesar USD90,04 juta atau setara dengan Rp1,46 triliun. 

Nilai itu terdiri atas pesanan pembelian (purchase order/PO) sebesar USD55,09 juta dan potensi transaksi sebesar USD34,95 juta. Penjajakan bisnis tersebut merupakan bagian dari Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi menyampaikan hal itu di Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.

Baca juga: Kemendag Catatkan Transaksi Kegiatan Business Matching UMKM pada Semester I 2025 Senilai USD 87,04 Juta

“Kemendag berkomitmen terus memperkuat peran UMKM dalam perdagangan global. UMKM BISA Ekspor akan terus berjalan sebagai langkah strategis mempertemukan UMKM Indonesia dengan calon buyer luar negeri secara langsung dan terarah,” ujarnya.

Kemendag, sambung Puntodewi, terus berkomitmen membuka akses pasar ekspor seluas-luasnya bagi produk UMKM. Business matching menjadi jembatan penting agar pelaku UMKM tidak sebatas mengenal pasar global, tetapi juga mampu mencatatkan transaksi yang nyata dengan buyer luar negeri.

Selama tujuh bulan itu, Kemendag melalui 46 perwakilan perdagangan (perwadag) RI di 33 negara mitra dagang telah memfasilitasi 410 kegiatan business matching, yang diikuti oleh 773 UMKM berbeda. Kegiatan tersebut terdiri atas 268 sesi kurasi produk oleh perwadag RI (pitching) dan 142 sesi pertemuan langsung antara pelaku UMKM dan buyer potensial di negara tujuan ekspor.

Baca juga: Pacu Ekspor Produk Mamin RI Meningkat, Kemendag Pertemukan Pelaku Usaha dengan Kobe Bussan

Sementara itu, khusus Juli 2025, total transaksi business matching mencapai USD2,99 juta yang terdiri atas PO senilai USD2,39 juta dan potensi transaksi USD600 ribu. 

“Telah terlaksana pula 45 kegiatan business matching yang terdiri atas 27 pitching dan 18 pertemuan dengan buyer, dengan cakupan produk meliputi ikan bandeng, minyak sawit, telur, permen dan makanan manis (confectionery), kosmetik, kopi, dekorasi rumah, kertas, dan makanan dan minuman olahan lainnya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Puntodewi mengatakan, pihaknya juga memperoleh dukungan aktif dari 15 pembina UMKM sepanjang Juli 2025. Para pembina itu mendampingi dan merekomendasikan UMKM binaan mereka untuk berpartisipasi dalam business matching UMKM BISA Ekspor. 

Baca juga: Sinergi Kemendag dan Google Indonesia Perkuat UMKM BISA Ekspor Lewat Gemini Academy

Para pembina, antara lain, Pasar Digital UMKM (PaDi), Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Pertamina, Bank Jatim, dan para Export Center. 

Pada periode tersebut juga telah dimulai kegiatan pitching dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung. 

Menurut Puntodewi, Kemendag berkomitmen untuk terus memperluas cakupan kegiatan business matching dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Harapannya, kegiatan ini dapat menjangkau lebih banyak pelaku usaha dan buyer potensial di masa mendatang.

“Keberlanjutan komitmen pelaksanaan business matching khusus bagi eksportir perempuan juga turut membuktikan dukungan Kemendag bagi peningkatan peran perempuan dalam perdagangan internasional,” tambahnya.

Cara Ikut Serta UMKM BISA Ekspor

Lebih lanjut, Puntodewi mengatakan, selain melalui Pembina UMKM, program UMKM BISA Ekspor juga terbuka bagi semua UMKM, baik yang telah berorientasi ekspor maupun baru ingin menjajaki peluangnya di pasar luar negeri. 

Untuk ikut serta dalam UMKM BISA Ekspor, pelaku UMKM diharapkan telah memiliki legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan, dan dokumen pendukung lainnya seperti sertifikasi yang relevan sesuai karakteristik produknya, kapasitas produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar, serta penggunaan kemasan produk yang memenuhi standar pasar ekspor. UMKM yang berminat mengikuti kegiatan itu dapat mendaftar melalui platform InaExport di tautan https://www.inaexport.id/.

“Kami optimistis, dengan pendekatan yang adaptif dan berbasis kebutuhan pasar, UMKM Indonesia akan semakin siap bersaing di pasar global,” kata Puntodewi.

Secara umum, ekspor nonmigas Indonesia pada Januari-Juni 2025 tercatat mencapai USD128,39 miliar, naik 8,96% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). 

Produk ekspor nonmigas utama Indonesia di antaranya adalah minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya (HS 15) sebesar USD15,89 miliar dengan pangsa 12,37%, batu bara (HS 27) sebesar USD15,33 miliar (11,94%), serta besi dan baja (HS 72) sebesar USD13,79 miliar (10,74%). 

Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Tiongkok sebesar USD29,31 miliar dengan pangsa 22,83%, Amerika Serikat USD14,79 miliar (11,52%), dan India USD8,97 miliar (6,99%). (SG-1)